Pain Awareness Month menjadi bulan untuk meningkatkan kesadaran publik tentang isu-isu terkait nyeri. Dokter spesialis nyeri dr. Mohammad Tsani Musyafa menilai rasa nyeri merupakan salah satu pesan dari tubuh yang tidak boleh diabaikan.
“Nyeri merupakan salah satu pesan dari tubuh yang tak boleh diabaikan. Di bulan kesadaran nyeri ini, kita perlu membuka ruang untuk bersama-sama meningkatkan kesadaran tentang isu nyeri, terutama nyeri kronis,” ujar dokter spesialis nyeri dr. Mohammad Tsani Musyafa, M.Kes., Sp.OT., AIFO-K. dalam keterangannya, di Bogor, Jumat (26/9/2025).
Sebagai informasi, Pain Awareness Month diperingati seluruh dunia setiap bulan September. Pain Awareness Month sendiri merupakan sebuah inisiatif global yang dimulai di Amerika Serikat pada tahun 2001 dan kini diadopsi di berbagai negara, termasuk Indonesia.
dr. Mohammad Tsani Musyafa yang merupakan Founder Bogor Pain Center (BPC) mengatakan momen ini tidak hanya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap isu nyeri. Namun juga mendorong pemahaman, penelitian, dan akses terhadap perawatan yang lebih efektif bagi jutaan orang yang hidup dengan kondisi tersebut.
“Dalam momen Pain Awareness Month (bulan kesadaran nyeri) ini, kami terus berkomitmen membantu pasien mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik tanpa dibatasi oleh rasa nyeri,” ujar dr. Tsani.
“Hal ini dapat dilakukan dengan cara edukasi, inovasi terapi, dan pelayanan yang empatik,” sambungnya.
Pain Awareness Month juga disebut menjadi kesempatan untuk memberikan pendidikan bagi masyarakat maupun tenaga profesional kesehatan mengenai dampak mendalam nyeri kronis terhadap kualitas hidup individu. Serta pentingnya advokasi kebijakan publik untuk memperluas akses layanan medis, terapi pendukung dan inovasi perawatan berbasis riset yang lebih inklusif dan berkelanjutan. (DA/ADT)
