logo mediaplannerid

4 Tahun Terlibat: 4 Pengalaman Emas di Java Jazz Festival

Mulai terlibat di Jakarta International Java Jazz Festival sejak tahun: (i) 2020 16th JJF “Redeem Yourself Through Music“; (ii) 2022 17th JJF “Blooming Season“; (iii) 2023 18th JJF “Let Music Lead Your Memories“; dan yang baru-baru ini diselenggarakan adalah pada tanggal (iv) 24 sampai dengan 26 Juni 2024 19th JJF “Embracing Unity Through Music“.

Di bawah ini adalah sederet pengalaman emas yang telah dirangkum, akan terasa sangat rugi jika dilewatkan.

1. Kampanye Strategis KLHK

Perhelatan JJF tahun 2024 digaungkan dengan tema utama “Embracing Unity Through Music“. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) kembali berpartisipasi dalam menyemarakkan konser musik internasional ini dengan mengusung tema “Less Emission, More Jazz“.

Tagline KLHK tersebut dipilih sebagai simplifikasi dari kampanye strategis (mega-trend) Kementerian LHK yaitu Indonesia’s FOLU NetSink 2030. Disusul dengan beberapa tagline berikut ini yang secara langsung menarik perhatian visitors konser Java Jazz Festival, yaitu: “Plant Mangrove – Feel The Groove” dan “Indonesia Mangrove For The World“.

Secara teknis, konsep yang mendasari pembangunan booth KLHK beserta susunan acara/aktivitas adalah: (1) paperless; dan (2) emphasize digital experience. Konsep yang jelas dibutuhkan sebagai pedoman untuk menentukan bentuk visual branding yang senada dengan aktivitas booth.

2. Aktivitas Booth KLHK

merchandise-kipas-dan-webtool-jejak-karbon-ditjen-ppi-klhk
Visitor JJF 2024 tengah menggenggam merchandise kipas berilustrasi satwa bekantan sambil menghitung emisi karbon yang dihasilkan selama perjalanan menuju venue.

Berangkat dari dua pemikiran dasar itu, maka aktivitas booth KLHK pada JJF 2024, yang diselenggarakan selama 3 hari di Jakarta International Expo Kemayoran, adalah sebagai berikut:

  1. Menghitung emisi karbon menggunakan webtool “Jejak Karbon” yang dibuat oleh Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim (Ditjen PPI) KLHK. Anda dapat mengakses webtool ini melalui pranala berikut: jejakkarbon.ditjenppi.org;
  2. Hologram ekosistem mangrove;
  3. Aplikasi “Jejakaki” merupakan akronim dari: Jendela Jelajah Kekayaan Alam Indonesia. Sebuah aplikasi berbasis android yang ditampilkan pada media kiosk touch-screen. Memberikan kemudahan bagi visitors untuk menggali lebih luas tentang keindahan seluruh taman nasional di Indonesia;
  4. Augmented Reality (AR) photobooth dengan Tumbuhan dan Satwa Liar Dilindungi (TSL) yang merupakan bagian dari aktivitas aplikasi Jejakaki. Hasil swafoto para pengunjung dapat diunduh dan dicetak, sehingga digital experience dirasakan juga secara tangible;
  5. “LED Super-Frame“, visual branding dalam bentuk bumper video yang ditampilkan pada LED frame berukuran besar;
  6. Shooting podcast tematik berdurasi 10 sampai 15 menit; dan yang terakhir adalah
  7. Merchandising, quizzez, dan grand prize. Pada JJF 2024, KLHK menyiapkan dan membagi habis merchandise kipas dengan ilustrasi lucu satwa Harimau Sumatra, Badak, Gajah, Bekantan, dan Ikan Glodok sebanyak 10.000 pcs. Ragam quiz berhadiah voucher belanja dan radio kayu juga disiapkan. Semakin menyala dengan grand prize liburan ke Taman Nasional Komodo.

3. Empat Contekan Penting untuk Festival Selanjutnya

outift petugas klhk pada java jazz festival 2024
Petugas KLHK mengenakan outfit yang senada dengan konsep visual-branding booth.

Festival dan perhelatan expo masih akan diselenggarakan hingga akhir tahun. Berikut 4 pengalaman penting dari Java Jazz Festival 2024 yang dapat diambil sebagai pelajaran berharga:

  1. Konsep pembuatan booth dan susunan acara di dalamnya harus berasaskan digital experience, disesuaikan dengan rundown acara utama. Sehingga crowd/visitors dapat diarahkan oleh petugas;
  2. Visual branding pada booth, merchandising, dan dress code yang dikenakan oleh booth interpreter (petugas) sebaiknya konsisten;
  3. Shooting podcast tematik dapat dilakukan, hal ini sejalan dengan teori “Riding The Wave“;
  4. Level-Up untuk perhelatan festival selanjutnya dapat dilakukan dengan memanfaatkan hologram greeters (atau teknologi hologram dalam bentuk yang lain) di pintu masuk utama.

4. What We Need?

Secara teknis, untuk merealisasikan empat hal tersebut di atas dibutuhkan: (1) skema pembiayaan yang tepat dan perhitungan biaya yang komprehensif, dengan tidak melupakan asas bargaining terhadap para vendor; (2) pembagian internal team seperti: (i) crowd control; (ii) merchandising delivery and distribution control; (iii) booth preparation and clearance; dan (iv) ID passes registration and distribution officer.

5. Kesimpulan

Partisipasi KLHK dalam Java Jazz Festival 2024 ini memberikan banyak pelajaran berharga. Melalui kampanye “Less Emission, More Jazz“, KLHK berhasil mengintegrasikan pesan lingkungan tentang penyerapan emisi dengan hiburan musik melalui berbagai aktivitas interaktif digital.

Booth KLHK menawarkan pengalaman digital yang memukau, seperti hologram, augmented reality, dan aplikasi berbasis web yang edukatif.

Swafoto oleh visitor booth KLHK pada JJF 2024 memanfaatkan Augmented Reality (AR) photobooth dengan Tumbuhan dan Satwa Liar Dilindungi (TSL).
Swafoto oleh pengunjung booth KLHK pada JJF 2024, memanfaatkan Augmented Reality (AR) photobooth dengan Tumbuhan dan Satwa Liar Dilindungi (TSL) — Developed by Jejakaki™

Strategi visual branding yang konsisten dan penggunaan teknologi modern menunjukkan bagaimana acara seperti ini dapat menjadi sebuah platform yang efektif untuk menyampaikan pesan lingkungan.

Empat pelajaran penting yang diambil dari JJF 2024 —(1) digital experience; (2) konsistensi branding; (3) shooting podcast tematik; dan (4) teknologi hologram— benchmarking wajib untuk event selanjutnya. Tujuannya jelas, memastikan bahwa pesan keberhasilan penyerapan emisi dapat disampaikan secara kreatif dan berdampak.

Author: Aditya | Media Planner & Motion Graphic Designer
Photo: M Shabran | PR Bureau MOEF Indonesia

Mediaplanner.ID

Mediaplanner.ID

Content Creation Provokers

konten terkait